Membantu wanita karir berkembang

Working Mother Media, sebuah organisasi advokasi kesetaraan gender yang berbasis di Amerika Serikat, dan AVTAR, pelopor dalam keragaman dan inklusi di tempat kerja di India mengadakan survei pada 2016 yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mempromosikan kebijakan dan program progresif yang dapat membantu wanita karir di India. KONE India adalah satu dari lebih dari 350 perusahaan yang ikut berpartisipasi dalam survei ini dan termasuk dalam 100 peringkat teratas yang berhasil membantu wanita untuk memiliki karir yang stabil.

Mengenai meningkatnya fokus terhadap ibu muda di lingkungan kerja, Dr. Saundarya Rajesh, pendiri dan presiden dari AVTAR Group, berkomentar "100 Perusahaan Terbaik untuk Wanita di India memiliki kebijakan baik yang bisa mengatasi minimnya profesional wanita. Kebijakan-kebijakan ini melindungi jenjang karir untuk profesional wanita selama waktu-waktu penting dalam hidupnya seperti pada masa kehamilan dan membantu dalam retensi dan perkembangan wanita-wanita ini."

Perusahaan-perusahaan yang berpartisipasi dievaluasi berdasarkan metrik-metrik seperti akses and rekrutmen wanita, program retensi dan pengembangan; benefit; fleksibilitas dalam bekerja; dan cuti dibayar. KONE India mendapatkan hasil yang baik terutama pada benefit untuk karyawan dan rekrutmen wanita, retensi dan pengembangan.

"Empati dan dukungan yang ditunjukkan kolega saya di KONE terhadap tantangan yang dihadapi semua wanita adalah salah satu hal yang membuat perusahaan ini tempat yang baik untuk bekerja," kata Roshan Mabel R, yang bekerja di bagian pelayanan pelanggan di KONE India.

Pendapat ini juga disetujui oleh wanita-wanita lain yang juga bekerja untuk KONE di India, yang mengapresiasi fleksibilitas dan pengertian yang ditunjukan manajer dan kolega mereka, terutama di saat-saat tertentu seperti saat memiliki masalah kesehatan yang tak terduga dan cuti tambahan untuk mengurus anak yang masih kecil.

"Selama semua tahapan kritis dalam masa kehamilan saya, KONE mengerti masalah saya dan memperbolehkan saya untuk bekerja dengan jam kerja fleksibel yang tidak mempengaruhi bisnis dan kesejahteraan karyawan," kata Nithya Kalayani DG, yang bekerja di bagian SDM. Saat dia sedang di fase awal kehamilannya, dokter menyarankan untuk beristirahat penuh selama sebulan untuk menghilangkan risiko buruk yang bisa terjadi kepada bayinya yang diakibatkan perjalanan ke kantor selama 3 jam setiap harinya.

"Karena saya bekerja seorang diri, sangat sulit untuk bisa mengambil cuti sebulan penuh, yang akan sangat mempengaruhi rutinitas harian," kenangnya. "Tapi dengan dukungan penuh dari manajer, saya diperbolehkan untuk bekerja dengan jam kerja fleksibel, yang bisa menyeimbangkan kesehatan saya tanpa mengganggu pekerjaan rutin."

Sekarang ibu mertuanya yang merawat putrinya yang kini sudah berumur satu tahun selama dia pergi bekerja, membantunya untuk menyeimbangkan tuntutan kehidupan berkeluarga dan karirnya.

Tapi tidak semua orang memiliki mertua yang bisa membantu. Finance Manager Sukanya R tinggal dengan mertuanya, tapi setelah mereka beranjak lanjut usia dan kesehatannya kian memburuk, dia menyewa pengasuh anak untuk merawat putrinya pada jam-jam kerja.

"Saya harus mengambil cuti saat pengasuh anak saya tidak datang bekerja," katanya. "Bekerja di luar jam kerja normal pada hari-hari kritis menjadi sangat berat baik secara fisik maupun emosional … Tim saya sangat suportif dalam menangani hal-hal penting selama saya cuti."